Rabu, 13 Mei 2009

MENGHADIRKAN PIALA SUDIRMAN KEMBALI KE TANAH ASAL

MENGHADIRKAN PIALA SUDIRMAN KEMBALI KE TANAH ASAL

Inggris dan Indonesia masing-masing menyumbangkan dua Piala untuk diperebutkan dalam gelanggang bulutangkis. Dua piala yang disumbangkan oleh Inggris tersebut mengambil nama dua pemainnya George Alan Thomas dan Betty Uber. Thomas Cup menjadi piala kejuaraan beregu putra dunia dan Uber Cup untuk beregu putri dunia. Meskipun kedua Piala berasal dari Inggris tetapi pemain-pemain Inggris belum pernah menghadirkan kebanggaan sebagai juara piala-piala tersebut. Prestasi terbaik Inggris di Piala Thomas sebatas menjadi juara ketiga saat perhelatan berlangsung di Kuala Lumpur tahun 1984. Tim putri Inggris berprestasi lebih baik dengan dua kali menjadi runner up tahun 1963 dan 1984. Kala itu Inggris gagal mejadi juara setelah dikalahkan Amerika Serikat (1963) dan China (1984).

Indonesia hampir mengalami nasib yang sama dengan Inggris. Dua Piala asal Indonesia diperebutkan pada tingkat dunia. Kejuaraan dunia beregu Yunior memperebutkan Piala Suhandinata dan Kejuaraan dunia beregu campuran dinamakan Piala Sudirman. Nama Suhandinata diambil dari tokoh yang dijuluki diplomat bulutangkis, Suharso Suhandinata. Suharso berperan besar menyatukan dua badan bulutangkis dunia IBF (International Badminton Federation) dan WBF (World Badminton Federation) pada tahun 1981. Sayangnya Suhandinata Cup ini belum mampu di bawa ke pangkuan bumi pertiwi.

Bersama Suhandinata, Indonesia memunculkan tokoh bulutangkis lainnya Drs. Sudirman dalam usaha penyatuan IBF dan WBF. uedirman bahkan pernah menjabat wakil presiden IBF (kini BWF) tahun 1975-1983. Atas jasa-nya nama Soudirman yang wafat 10 Juni 1986 itu diabadikan pada Kejuaraan Dunia Beregu Campuran.

Piala Sudirman mulai digelar tahun 1989 di Jakarta. Seakan tidak mau terjebak pada mitos negara penyumbang piala tidak bisa juara maka Indonesia langsung menggebrak. Indonesia berhasil merebut Piala yang pada bagian puncak berbentuk candi Borobudur tersebut. Pada pertandingan final yang dramatis Indonesia tertinggal terlebih dahulu 0-2 dari Korea. Partai pertama, Eddy Hartono / Gunawan menyerah dari Park Joo Bong / Kim Mon Soo 9-15 15-8 13-15. Kemudian Verawaty Fajrin / Yanti Kusmiati takluk dari Hwang Hye Young / Chung Myung Hee 12-15 6-15. Pertandingan ketiga, Susi Susanti kalah set pertama 10-12 dari Lee Young Suk dan tertinggal 1-10 set kedua. Satu angka lagi Korea Juara, tapi Susi membalikkan keadaan dan menang 12-10. Young Suk benar-benar menyerah set ketiga 0-11. Selamatlah Indonesia. Dua partai terakhir diselesaikan dengan baik oleh rekan-rekannya. Eddy Kurniawan yang tampil ditunggal putra menang dari Han Kok-Sung 15-4 15-3 dan Pasangan EddyHartono / Verawaty mengalahkan Park Joo Bong / Chung Myung Hee 18-13 15-3.

Dua puluh tahun berlalu setelah Piala Sudirman digelar. Hanya satu kali Piala Sudirman berhasil digengam pebulutangkis Indonesia. Tahun ini pertandingan akan digelar di kandang musuh terberat, China. Meskipun diunggulkan di tempat kedua dibawah Denmark tetapi bukan berarti skuat Indonesia lebih baik dari tim lainnya. Selain China dan Denmark, Korea serta Malaysia juga memiliki pemain dengan kualitas merata disetiap nomornya. Tetapi harapan itu tetap terbuka buat Indonesia. Indonesia memang tidak pernah juara pada Suhandinata Cup, demikian pula Inggris di Thomas & Uber Cup. Tetapi Indonesia pernah juara di Sudirman Cup dan mudah-mudahan setelah dua dekade kesempatan itu dapat diraih kembali dan Piala kembali ke tanah asal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar